Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi yang juga dikenal dengan nama Abu Ja’far. Ia hidup pada masa khalifah al-Ma’mun yang mengetahui kepandaian ilmuwan ini. Oleh karena itu, khalifah segera belajar kepadanya. Sebagai imbalan atas ilmu yang telah diberikan oleh al-Khawarizmi, khalifah memberikan fasilitas memadai dan pengamanan yang ketat.
Al-Khawarizmi tinggal di Baghdad, dimana beliau bekerja di Dār al-Hikmah dibawah khalifah dari al-Ma'mun. Dār al-Hikmah memperoleh dan menerjemahkan risalah ilmiah dan filosofis, terutama bahasa Yunani, serta menerbitkan penelitian asli. Al-Kwārizmī bekerja pada aljabar dasar, Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa'l-muqābala, diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12, dari situlah judul dan istilah Aljabar berasal.
Aljabar sebagai cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan, dan kuantitas lebih disederhanakan oleh Al-Khawarizmi dengan menggunakan simbol yang sebelumnya berupa huruf atau angka, untuk merepresentasikan bilangan secara mudah.
Karya lain Al-Khawarizmi yang mengesankan para ilmuwan modern antara lain: penciptaan pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi, memecahkan berbagai masalah matematika yang tidak bisa dipecahkan para ilmuan bangsa Babilonia kuno, sistem penomoran yang amat praktis yang berlaku sampai sekarang, geometri, aljabar, aritmetik, dan logika.
Sumber : Britannica, asraraspia, inilah
Aljabar sebagai cabang matematika yang mempelajari struktur, hubungan, dan kuantitas lebih disederhanakan oleh Al-Khawarizmi dengan menggunakan simbol yang sebelumnya berupa huruf atau angka, untuk merepresentasikan bilangan secara mudah.
Karya lain Al-Khawarizmi yang mengesankan para ilmuwan modern antara lain: penciptaan pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi, memecahkan berbagai masalah matematika yang tidak bisa dipecahkan para ilmuan bangsa Babilonia kuno, sistem penomoran yang amat praktis yang berlaku sampai sekarang, geometri, aljabar, aritmetik, dan logika.
Sumber : Britannica, asraraspia, inilah

0 komentar:
Posting Komentar